BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental
dalam memenuhi kebutuhan industri yang maju, karena Pendidikan yang maju akan
menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat tinggi yang
akan berefek kepada kemajuan industri khususnya industri yang sedang sangat
maju dan diperbincangkan yaitu industri kelapa sawit. Pendidikan didapatkan
melalui berbagai cara diantaranya yaitu pendidikan formal . Pendidikan formal
dapat ditempuh denggan dua cara yaitu teori yang dipelajari di dalam institusi
dengan berbagai referensi dan berbagai praktikum dan kunjungan langsung pada lapangan (pabrik) atau yang
biasa disebut dengan plan visit.
Plan visit berguna sebagai media untuk pembelajaran
bagaimana kelapa sawit diolah dalam industri besar seperti PT. Multimas Nabati
Asahan dan nantinya sistem yang dimiliki oleh pabrik besar tersebut (dalam hal
kebersihan, tata ruang, pengemasan dan lain-lainnya) diharapkan dapat
diterapkan dalam industri kecil dan menengah sebagai penerapan program tenaga
penyuluh lapangan yang telah didesain oleh kementerian perindustrian. Industri
kecil dan menengah menjadi sebuah tolak ukur kemajuan perekonomian Indonesia maka
dari itu diperlukan adanya pemahaman mengenai pentingnya berbagai aspek yang
perlu diperhatikan oleh industri kecil dan menengah untuk mengembangkan
usahanya tersebut melalui media pendidikan.
Tenaga penyuluh lapangan (TPL) sangatlah memegang
peranan yang penting dalam membentuk dan memotivasi keadaan industri kecil dan
menengah dengan sistem dan penataan industri yang lebih baik lagi dimasa yang
kan datang demi kemajuan. Hal tersebut akan mempengaruhi kemajuan dan
kesejahteraan bangsa Indonesia. Sehingga, semua rakyat Indonesia dapat hidup
dengan lebih layak dan sejahtera di masa depan. Indonesia pun lebih makmur dan
Berjaya serta menjadi Negara yang dapat memimpin dunia dalam bidang industri.
1.2.Tujuan
1.
Plan visit bertujuan untuk mempelajari dan melihat
situasi serta kondisi pada pabrik (industri besar) sehingga sistemnya dapat dicontoh
oleh industri kecil dan menengah sehingga terjadi perkembangan yang baik pada
industry kecil dan menengah.
2.
Plan visit sangat berguna bagi kemajuan ilmu yang
telah diaplikasikan di lapangan oleh tenaga penyuluhan lapangan.
3.
Berbagai peralatan yang menggunakan teknologi tinggi
akan dengan seksama diperhatikan pada saat melaksanakan plan visit
1.3.Manfaat
Plan visit memiliki berbagai
manfaat yang sangat dibutuhkan diantaranya:
1.
Sebagai sarana pembelajaran langsung kepada
mahasiswa dalam penerapan di pabrik tentang pemahaman teori yang dipelajari
2. Pengetahuan
akan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Proses
pengamatan mesin berteknologi modern
4. Media yang
mencerdaskan karena berhubungan langsung dengan orang-orang yang bekerja di
pabrik kelapa sawit
5. Sarana
rekreasi ilmiah yang dilaksanakan oleh mahasiswa sehingga selain mendapatkan
pengetahuan mahasiswa juga memperoleh kesempatan melihat pemandangan sekitar
pabrik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Sejarah Perusahaan
PT. Multimas Nabati
Asahan adalah salah satu
perusahaan swasta
berbadan hukum perseroan terbatas dan termasuk dalam Wilmar
Group. PT.
Multimas Nabati Asahan
terdiri dari unit pengolahan
minyak sawit
kasar (Dept. Refinery), unit
pengolahan
inti sawit (Dept. Palm kernel Plant), dan unit pengolahan
kelapa sawit (Dept.
PKS) yang dikelola secara terpisah.
PT.
Multimas Nabati Asahan terletak di Kuala Tanjung Kecamatan Sei Suka, Kabupaten
Asahan. Sebelah barat berbatasan
dengan
PT.
Inalum, sebelah timur
berbatasan dengan PT. Bakrie
Plantation, sebelah utara
berbatasan dengan
Selat Malaka,
dan sebelah
selatan berbatasan
dengan Desa Alay.
PT. Multimas Nabati Asahan awalnya hanya mendirikan
satu Plant Refinery
dengan kapasitas
1500
ton
perhari dan mulai
berproduksi pada
9
September 1996. Untuk mengantisipasi permintaan pasar yang
terus meningkat maka pada tahun 1999, PT. Multimas Nabati
Asahan mendirikan plant kedua
dengan kapasitas 1000 ton perhari. Plant
Refinery ini terdiri dari beberapa stasiun,
yaitu, refined deodorized palm oil, refined bleached deodorized stearin, refined bleached
deodorized olein, dan palm fatty acid destilat.
Bahan baku yang berupa Crude Palm Oil (CPO) yang
dipasok dari berbagai supplier
untuk bahan baku produksi ternyata
belum dapat memenuhi
kapasitas produksi
perusahaan. Maka untuk memenuhi kapasitas produksi, PT.
Multimas Nabati Asahan mendirikan pabrik kelapa sawit (PKS) yang
berlokasi di areal
perusahaan itu sendiri.
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Multimas Nabati Asahan didirikan tahun
2004. Pembangunan pabrik dimulai tahun 2004 dengan kapasitas 60 mt. ffb/hr dan selesai pembangunan tahun 2005. Oktober 2005 pabrik mulai beroperasi
sebagai
langkah
awal,
dilakukan trial run, pemanasan perlahan-lahan, individual tes, dan pembersihan.
2.2.
Ruang
Lingkup Bidang Usaha
PKS
PT. Multimas Nabati Asahan bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit kasar (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Palm
Kernel).
Kelapa sawit
yang
diolah termasuk dalam varietas
dura
dan
tenera
berasal dari perkebunan rakyat. Hasil sampingan proses pengolahan kelapa sawit
seperti serat, cangkang dan serat tandan kosong digunakan untuk bahan bakar boiler.
PKS
PT. Multimas Nabati Asahan memiliki kapasitas
olah 1200 mt. ffb/days. Konsep pengolahan kelapa sawit yang diterapkan masih tetap pada tahapan
proses seperti
perebusan, pembantingan, pengepresan,
pemurnian minyak
dan pemisahaan inti sawit.
Pemasaran hasil produksi
PKS PT. Multimas Nabati Asahan dikelola
oleh Kantor Pusat (Main Office) yang berada di kawasan PT. Multimas Nabati Asahan. Hasil produksi dikirimkan langsung ke unit pengolahan Crude Palm Oil (CPO) dan unit pengolahan inti sawit (palm
kernel). Jadi CPO dan inti sawit yang
dihasilkan, diolah kembali oleh perusahaan itu sendiri menjadi minyak goreng dan
minyak inti pada unit pengolahan yang berbeda.
2.3.
Standar Mutu Produk dan Bahan Baku
Standar mutu produk yang
dihasilkan PKS PT. Multimas Nabati Asahan,
yaitu:
FFA CPO : < 3,00 %
Kadar air CPO :
< 0,18 %
Kadar kotoran CPO : < 0,015 %
FFA Kernel : < 1,00
%
Kadar air Kernel :
< 7,00 %
Kadar kotoran Kernel :
< 7,00 %
Broken Kernel :
14,00
%
Bahan baku yang digunakan di PKS PT. Multimas Nabati Asahan adalah kelapa sawit yang berasal dari perkebunan rakyat. Kelapa sawit milik perkebunan rakyat termasuk dalam varietas dura dan tenera. Tenera merupakan hasil
persilangan antara dura dengan pesifera. Berdasarkan ketebalan cangkang
dan daging buah varietas dura dan tenera dapat dibedakan. Dura memiliki tebal cangkang 2-8 mm, tidak terdapat lingkaran serabut pada
bagian luar
cangkang, daging buah realtif tipis 35-50 % terhadap buah, inti besar dan rendemen minyak
16-18 %. Sedangkan tenera memiliki
tebal
cangkang sangat tipis 0,5-4
mm, daging
buah sangat tebal 60-96 %, terdapat lingkaran serabut disekeliling cangkang, dan rendemen minyak 22-24 %.
Bahan penolong yang
digunakan di PKS PT. Multimas Nabati Asahan adalah air dan Kalsium Karbonat (CaCO3). Penggunaan air yang tinggi
menyebabkan
pemilihan lokasi
pembangunan
pabrik selalu dicari yang potensi
airnya cukup memadai. Air sangat diperlukan untuk proses pengolahan sebagai sumber uap dan air panas. Fungsi utama uap yang dihasilkan di boiler digunakan
sebagai
pembangkit listrik,
proses perebusan,
dan
proses pelumatan. Fungsi
utama air panas adalah memudahkan proses pemurnian minyak sawit. Sedangkan Kalsium Karbonat digunakan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang dengan memanfaatkan
perbedaan berat
jenis di claybath
BAB III
PROSES PRODUKSI
3.1
Proses
Pembuatan Minyak Goreng.
Proses
pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit kasar dan inti sawit di PKS PT.
Multimas Nabati Asahan secara garis besar dibagi atas 6 tahapan produksi,
yaitu: penerimaan buah, perebusan, pembantingan, pelumatan dan pengepresan,
pengolahan biji dan pemurnian minyak sawit.
3.3.1 Proses pengolahan
TBS kelapa sawit
Secara umum proses pengolahan TBS kelapa sawit adalah sebagai berikut :
1.
Stasiun
Penerimaan TBS
Hasil pemanenan tandan buah sawit (TBS)
dari perkebunan rakyat diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk. Lalu
dilakukan penimbangan untuk mengetahui jumlah TBS yang diterima. Penimbangan
dilakukan dengan menggunakan jembatan timbang. Berat bersih TBS yang diterima
didapat dengan menghitung selisih antara berat truk beserta isinya dengan berat
truk dalam keadaan kosong. Kemudian TBS dibawa ke stasiun sortasi. TBS disortir
untuk mengetahui kematangan buah. Hal ini dilakukan karena buah milik
perkebunan rakyat memiliki varietas dan tingkat kematangan yang berbeda-beda.
Tingkat kematangan TBS yang diterima di pabrik seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 2.2.
Selesai disortir, TBS kemudian
dimasukkan ke dalam loading ramp dengan menggunakan loader untuk memudahkan
pengisian ke dalam lori. Lantai loading ramp dibuat dari plate baja dengan
kemiringan 270 dan mempunyai 52 pintu. Pintu dari setiap ruangan dibuka secara
mekanis dengan menggunakan tenaga hidrolik. Adapun cara kerja pengisian lori
adalah:
1.
Pintu
loading ramp dibuka satu persatu supaya TBS dapat masuk ke dalam lori. Satu
unit lori berkapasitas sekitar 10,5 mt TBS.
2.
Lori
yang sudah penuh ditarik dan diposisikan dengan menggunakan capstan, sling
belt, transfer carriage, canti lever dan loader ke dalam sterilizer.
2.
Sterilizer
Sterilisasi
adalah proses perebusan dalam suatu bejana yang disebut dengan sterilizer.
Adapun fungsi dari perebusan adalah sebagai berikut:
1.
Mematikan enzyme.
2.
Memudahkan lepasnya brondolan dari tandan.
3.
Mengurangi kadar air dalam buah.
4.
Melunakkan mesocarp sehingga memudahkan prose pelumatan dan pengepressan.
5.
Memudahkan lepasnya kernel dari cangkangnya.
Proses perebusan dilakukan selama 85 -95
menit. Untuk media pemanas dipakai steam dari BVP (Back Pressure Vessel) yang
bertekanan 2,8-3 bar.
Perebusan dilakukan dengan sistem 3 peak ( tigapuncak
tekanan).
1. Sistem Satu Puncak (Single Peak)
sistem satu puncak (single peak) adalah sistem perebusan yang mempunyai satu puncak
akibat tindakan pembuangan dan pemasukan uap yang tidak merubah bentuk pola
perebusan selama proses perebusan satu siklus.
2. Sistem
dua puncak ( Double Peak )
sistem dua puncak (double peak) adalah jumlah puncak yang terbentuk selama proses
perebusan berjumlah dua puncak akiat tindakan pembuangan uap dan pemasukan uap,
kemudian dilanjutkan dengan pemasukan, penahanan, dan pembuangan uap selama
perebusan satu siklus.
3. Sistem Tiga Puncak (Triple Peak)
Pada perebusan sistem tiga puncak (triple peak), tekanan pada puncak
pertama mencapai 1,5 kg/cm2, puncak kedua mencapai 2,0 kg/cm2, puncak ketiga
mencapai 2,8-3,0 kg/cm2.
a.
Pembantingan (Thresser)
Pada stasiun ini tandan buah segar yang
telah direbus siap untuk dipisahkan antara berondolan dan tandannya. Sebelum
masuk kedalam thresser
TBS yang telah direbus diatur pemasukannya dengan menggunakan auto feeder.
Dengan menggunakan putaran TBS dibanting sehingga berondolan lepas dari
tandannya dan jatuh ke conveyor dan elevator untuk didistribusikan ke rethresser
untuk pembantingan kedua kalinya. Thresser mempunyai kecepatan putaran 22
– 25 rpm. Pada bagian dalam thresser, dipasang batang-batang besi perantara sehingga
membentuk kisi-kisi yang memungkinkan berondolan keluar dari thresser.
Untuk tandan kosong sendiri didistribusikan dengan empty bunch conveyor untuk
didistribusikan ke penampungan empty bunch.
b.
Stasiun Pressing dan pelumatan
Pelumatan
(digesting) bertujuan untuk melumatkan buah hingga hancur dan terpisah dari
biji (nut). Sedangkan pengepresan (pressing) bertujuan untuk menekan daging
buah yang hancur hingga keluar minyak. Pelumatan dilakukan dengan menggunakan
digester. Jenis digester yang digunakan vertical digester. Digester adalah
bejana silinder yang di dalamnya terdapat pisau-pisau pengaduk (stirring arms)
sebanyak enam tingkat yang terikat pada poros dan digerakkan oleh motor
listrik. Cara kerja digester adalah buah yang masuk ke dalam digester akan
dilumatkan oleh pisau-pisau (long arm dan short arm) yang berputar. Setelah
dilumatkan kemudian didorong keluar oleh pisau pendorong (expeller arm) menuju
proses pengepresan. Untuk memudahkan proses pelumatan digester dialirkan uap
dan air panas agar temperatur buah tetap 90-950C.
Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam digesting adalah :
1.
Pengisian digester harus penuh atau ¾.
2.
Kebocoran minyak dihindari.
3.
Frekuensi pengadukan yang tidak terlalu tinggi
sehingga minyak tidak banyak tergenang.
4.
Perawatan terhadap keran-keran dan pisau-pisau
digester.
Proses
pengepresan bertujuan untuk memisahkan minyak dari daging buah. Pengepresan
dilakukan secara kontinu dengan menggunakan twin screw press. Proses pemisahan
terjadi akibat putaran dari worm screw yang memiliki perbedaan ruang antar
screw untuk mendesak daging buah hancur ke arah adjusting cone. Dan akibat
tekanan dari sisi lain yang diberikan pada cone guide maka aliran itu akan
tertahan di adjusting cone. Worm screw berada di dalam press cage yang memiliki
32000 lubang (⊘ = 4 mm) di seluruh dinding agar minyak dapat keluar dan melalui oil
outlet akan dialirkan ke oil gutter. Dan celah yang terbentuk antara adjusting
cone dan press cage adalah 6 mm. Ukuran ini didapat pada saat mesin tidak
sedang beroperasi.
Pengepresan
berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude
oil) dari daging buah (pericap).
Massa yang keluar dari degester diperas dalam screw press pada tekanan
50-60bar dengan menggunakan air pembilas. Suhu yang digunakan berkisar 90-95
derajat celcius. Dari pengempaan tersebut, akan diperoleh minyak kasar, amapas,
dan biji.
c.
Pengolahan Biji
Pengolahan biji bertujuan untuk
memperoleh inti sawit yang sesuai dengan standar mutu produk yang ditetapkan.
Pengolahan biji terdiri dari beberapa proses sebagai berikut:
1. Penguraian
cake
Penguraian cake bertujuan untuk
memudahkan pemisahan biji dari serat. Penguraian cake dilakukan dengan
menggunakan cake breaker conveyor. Cara kerja cake breaker conveyor adalah
mengurai cake dengan cara berputar sambil mendorong cake untuk dipisahkan
antara biji dan serabut di depericarper. Cake breaker conveyor terdiri dari
talang yang berisi pedal-pedal yang melekat pada poros. Di dalam talang
dilakukan pemanasan dengan injeksi uap sehingga cake akan menjadi kering dan
mudah terurai.
2. Pemisahan
biji dari serat dan kotoran
Pemisahan biji dari serat dilakukan
dengan menggunakan depericarper. depericarper berfungsi untuk memisahkan biji
dari serat. Depericarper terdiri kolom pemisah (separating coloumn) dan nut
polishing drum. Cake yang telah terurai masuk kedalam separating coloumn.
Pemisahan yang terjadi di separating coloumn dikarenakan oleh daya hisapan
blower. Biji yang berat jenisnya lebih besar jatuh ke dalam nut polishing drum,
sedangkan serat kering terhisap ke dalam fibre cyclone kemudian jatuh ke fuel
conveyor melalui air lock.
Pemisahan biji dari gumpalan serat dan
kotoran dilakukan menggunakan nut polishing drum. Biji akan terpisah karena
putaran polishing drum dengan kecepatan 32 rpm yang memliki striper dan lubang
diseluruh dinding. Sehingga selama biji melewati polishing drum, gumpalan serat
dan kotoran akan terpisah dan biji akan jatuh ke nut botom cross conveyor.
` Pemisahan
biji kosong dari gumpalan serat dan kotoran seperti batu atau kayu dilakukan
dengan menggunakan destoner system. Destoner system terdiri dari kolom pemisah
(separating coloumn) dan shell cyclone. Pemisahan yang terjadi di separating
coloumn dikarenakan perbedaan berat jenis dan daya hisapan blower. Batu akan
jatuh ke tempat penampungan, gumpalan serat akan jatuh ke cake breaker conveyor
dan biji kosong akan masuk ke shell hopper melalui air lock.
3. Pengeraman
biji
Biji dari nut botom cross conveyor
diangkut ke top wet nut conveyor dengan menggunakan nut elevator. Proses
penyebaran biji-biji yang masuk ke nut silo dilakukan menggunakan top wet nut
conveyor. Lalu dilakukan proese pengeraman biji di nut silo. Pengeraman
bertujuan untuk mengurangi kadar air agar inti sawit mudah terlepas dari cangkangnya.
Prinsip kerja nut silo adalah menggunakan udara panas dialirkan melalui elemen
panas untuk mengurangi kadar air. Pengeraman dilakukan hingga kadar air dalam
biji ± 9%. nut silo dilengkapi dengan fibrating feeders, kegunaannya adalah
untuk mengatur biji yang akan masuk ke pemecah biji (ripple mill).
4. Pemecahan
biji
Pemecahan biji dilakukan dengan
menggunakan ripple mill. Pemecahan biji bertujuan untuk memisahkan inti sawit
dari cangkang. Ripple mill terdiri dari rotaring rotor dan stationary plate
(ripple pad). Rotating rotor berfungsi sebagai alat pemecah, sedangkan
stationary plate berfungsi sebagai landasan biji. Rotating rotor terdiri dari
30 batang rotor (riplle bar) yang terbuat dari high carbon steel. Dimana, 15
batang dipasang di bagian dalam dan 15 batang lagi di bagian luar. Stationary
plate (ripple pad) merupakan plate bergerigi tajam dan terbuat dari high carbon
steel.
5. Pemisahan
inti sawit dari biji pecah, cangkang pecah dan kotoran.
Pemisahan inti sawit dari cangkang
dilakukan dengan menggunakan Light Tenera Dust Separating (LTDS). Inti sawit
dan cangkang dari ripple mill diangkut dengan cracked mixture elevator ke LTDS.
Di LTDS inti sawit, cangkang ringan dan kotoran seperti debu dipisahkan
berdasarkan berat jenis dengan menggunakan daya hembusan LTDS fan. Di mana
pecahan cangkang ringan dan kotoran ringan akan terdorong masuk ke dalam shell
hopper dan inti sawit akan jatuh ke vibrating grade melalui air lock.
Di vibrating grade dilakukan pemisahan
inti sawit dari biji pecah berdasarkan besar partikel dengan menggunakan
getaran. Dimana biji pecah akan tertahan dan jatuh ke nut botom cross conveyor.
Sedangkan inti sawit dan cangkang pecah lolos dan jatuh ke claybath melalui
talang.
6. Pemisahan
inti sawit dari cangkang pecah
Pemisahan inti sawit dari pecahan
cangkang dilakukan dengan menggunakan claybath. Prinsip kerja Claybath adalah
menggunakan kalsium karbonat (CaCO3) dan pelarut air untuk memisahkan inti
sawit dari pecahan cangkang berdasarkan perbedaan berat jenis. Campuran kalsium
karbonat memiliki berat jenis 1,13-1,15. Karena berat jenis inti sawit lebih
kecil dibandingkan campuran kalsium karbonat dan berat jenis cangkang pecah
lebih besar dari campuran kalsium karbonat, maka inti sawit akan terapung dan
masuk ke vibrating screen kernel. Sedangkan cangkang pecah akan tenggelam dan
masuk ke vibrating screen shell.
Inti sawit akan dibawa ke kernel silo
melalui wet kernel conveyor lalu wet kernel elevator dan top wet kernel
conveyor. menuju kernel silo. Sedangkan cangkang pecah akan dibawa ke shell
hopper menggunakan wet shell conveyor.
7. Pengeringan Kernel
Pengeringan inti sawit dilakukan di
kernel silo. Prinsip kerja kernel silo adalah menghembuskan udara panas ke
dalam silo dengan menggunakan fan. Temperatur udara yang dihembuskan ke bagian
atas, tengah dan bawah silo berbeda-beda. Untuk masing-masing bagian secara
berurutan yaitu: 60-700C, 50-600C, dan 40-500C. Pengeringan selama ±7 jam
dengan pemberian panas yang kontinu diharapkan akan mengurangi kadar air hingga
6-7%. Kemudian inti sawit dihembuskan ke kernel bunker dengan menggunakan
pneumatic transport untuk disimpan sebelum dilakukan pengiriman ke PK Plant.
d.
Pemurnian
minyak
Pemurnian mionyak bertujuan untuk memperoleh minyak
sawit kasar yang sesuai dengan standar produk yang ditetepakan . Pemurnian
minyak terdiri dari beberapa proses sebagai berikut:
1.
Pemisahan minyak dari sludge dan pasir.
Pemisahan minyak dari sludge dan pasir dilakukan
dengan menggunakan modifikasi sandtrap tank. Prinsip kerja sandtrap tank adalah
tangki berbentuk silinder yang pada bagian dasarnya berbentuk kerucut.
Fungsinya untuk mengendapkan pasir dan sludge yang terkandung di dalam minyak
kasar. Sandtrap tank yang telah dimodifikasi ini terdiri dari tiga ruang yaitu:
-
Ruang pertama : untuk
penampungan minyak kasar dari oil gutter.
-
Ruang kedua : merupakan ruang pemisahan. Minyak yang mempunyai berat
jenis lebih kecil dari sludge dan pasir akan berada dibagian paling atas akan
dialirkan ke vibrating screen, sedangkan sludge dan pasir yang mempunyai berat
jenis lebih besar dari pada minyak akan masuk ke ruang ketiga melalui lubang
bawah pemisah.
-
Ruang ketiga : ruang penampungan sludge sebelum dialirkan ke reclaimed
tank 2 lalu dialirkan ke oil tank untuk diendapkan dipanaskan kembali. Sludge
memiliki berat jenis lebih kecil dari pasir berada dibagian atas. Sedangkan
pasir berada pada dasar tangki yang akan keluar melalui lubang kecil didasar
tangki dan dialirkan ke sludge pit melalui parit.
2.
Penyaringan minyak.
Penyaringan minyak dilakukan dengan menggunakan vibrating
screen. Fungsinya adalah untuk menyaring kotoran-kotoran berupa serat-serat
atau kotoran lainnya dari minyak. Vibrating screen terdiri dari dua buah
saringan kawat dengan ukuran saringan atas 20 mesh dan saringan bawah 40 mesh.
Benda-benda padat berupa cake yang disaring pada saringan ini dikembalikan ke
fruit elevator untuk diproses kembali. Sedangkan minyak dari vibrating screen
ditampung dalam tangki minyak kasar (crude oil tank).
3.
Pemanasan minyak.
Pemanasan minyak bertujuan untuk memudahkan proses
pemisahan di sand cyclone dan mengendapkan kotoran. Pemanasan minyak dilakukan
dengan menggunakan tangki minyak kasar (crude oil tank). Cara kerja Crude Oil
Tank adalah melakukan penambahan panas dengan injeksi uap. Temperatur yang
diharapkan 90-950C.
4.
Pemisahan minyak dari partikel padat.
Minyak dari partikel padat dilakukan dengan
menggunakan sand cyclone dan decanter. Cara kerja sand cyclone adalah
menggunakan prinsip gaya sentrifugal dan tekanan rendah karena adanya
perputaran untuk memisahkan materi berdasarkan perbedaan massa jenis, ukuran,
dan bentuk. Aliran fluida akan diinjeksikan melalui pipa input. Karena bentuk
kerucut cyclone akan menginduksikan aliran fluida untuk berputar menciptakan
vortex. Partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih besar akan didorong ke
arah luar vortex. Gaya gravitasi menyebabkan partikel padat jatuh ke sisi
kerucut menuju tempat pengeluaran menuju sludge pit.
Partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih
kecil keluar melalui bagian atas cyclone melalui pusat yang bertekanan rendah
menuju sludge distribution 1. Input bagi decanter adalah minyak yang ada di
sludge distribustion 1 dengan tujuan untuk memisahkan minyak dari slurry. Cara
kerja decanter adalah memisahkan slurry menjadi tiga fasa seperti dua diantaranya
cairan tak dapat tercampur dan berbeda massa jenisnya serta fasa padat. Dua
cairan yang tak dapat dicampur akan dialirkan ke sludge drain tank lalu ke
reclaimed tank 1 untuk diendapkan kembali. Sedangkan fasa padat dialirkan ke
sludge pit.
5.
Pemurnian minyak.
Input dari pemurnian minyak ini adalah minyak yang
dialirkan ke oil tank yang merupakan hasil pengendapan di reclaimed tank 1 dan
2. Pemurnian minyak dilakukan dengan menggunakan oil purifier dengan tujuan
untuk mengurangi kadar air hingga 0,3 – 0,4 % , kadar kotoran hingga 0,01 –
0,15 % dan temperatur 90-950C.
6.
Pengeringan minyak.
Pengeringan minyak dilakukan dengan menggunakan
vacum dryer. Vacum dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air hingga 0,1 – 0,15
% dan kadar kotoran hingga 0,013 - 0,015 %. Prinsip kerja vacum dryer adalah
minyak dari oil purifier di pompa ke dalam tangki umpan (float tank), dalam
tangki umpan ini terdapat sebuah pelampung baja berbentuk kumparan tirus (taper
spindle) yang berfungsi sebagai katup/kran otomatis menjaga kestabilan hampa
didalam tabung pengering secara terus menerus.
Bagian dalam atas tabung hampa udara terdapat enam
buah spray nozzle yang menyemprotkan minyak pada permukaan pelat deflektor yang
berbentuk pilem tipis. Minyak yang keluar dari spray nozzle berbentuk pancaran
halus (spray) dan kabut, kemudian jatuh secara gravitasi dan membentur pelat
deflektor sehingga terjadi pengkabutan yang kedua kali. Selagi minyak berbentuk
kabut kandungan air akan mudah menguap dan dihisap keluar oleh pompa hampa
udara. Minyak yang telah dikeringkan selanjutnya jatuh ke dasar tabung
pengering dan langsung dihisap dengan pompa ke bulk storage tank (BST).
Vacum dryer juga dilengkapi dengan sebuah level
kontrol yang dihubungkan ke dalam tabung hampa udara. Berfungsi untuk mengontrol
ketinggian level minyak. Minyak yang di umpan ke dalam tabung hampa udara jika
kurang dari minyak yang dihisap keluar, level kontrol ini otomatis membuka
katupnya sehingga minyak re-sirkulasi kembali ke tabung melalui pipa by-pass.
7.
Penampungan minyak sawit kasar (CPO)
Penampungan minyak sawit kasar (CPO) sebelum
pengiriman ke Dept. Refinery dilakukan di storage tank (ST). CPO harus selalu
dipanaskan dengan cara dipasang pipa pemanas dengan uap dan temperatur di
dalamnya diatur 50–550C agar minyak tidak membeku dan untuk
menghindarkan kenaikan kadar FFA.
8.
Penampungan sludge
Penampungan sludge hasil pemisahan dan endapan di
stasiun klarifikasi ditampung di sludge pit. Sludge ini akan dialirkan ke fat
pit untuk diendapkan. Air kondesat dari condensat pit juga dialirkan ke fat pit
untuk diendapkan. Sludge hasil endapan dialirkan ke collect tank dan endapan
dialirkan ke colling pond.
9.
Pengambilan minyak kembali
Penampungan ini bertujuan untuk mengambil minyak
kembali karena kadar minyak yang masih terkandung 0,1-0,3 % didalam sludge.
Minyak yang berada dibagian atas akan dipompakan ke sludge distribution 2 lalu
dipompakan kembali ke sludge separator untuk memperoleh minyak dan memperkecil
oil losses. Minyak akan dipompakan ke reclaimed tank 1 sedangkan buangan dari
hasil pemisahan akan dialirkan ke colling pond.
3.2 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
PT. Multimas
Nabati Asahan adalah salah satu perusahaan swasta berbadan hukum perseroan
terbatas dan termasuk dalam Wilmar Group. PT. Multimas Nabati Asahan terdiri
dari unit pengolahan minyak sawit kasar (Dept. Refinery), unit pengolahan inti
sawit (Dept. Palm kernel Plant), dan unit PT Multimas Nabati Asahan merupakan
perusahaan adalah terbesar di antara perusahaan perusahaan agribisnis di
Kawasan Asia yang terdaftar di pasar , dengan kapitalisasi pasar di Bursa Efek
Singapura . Kegiatan bisnis utama adalah budidaya kelapa sawit, pengolahan
& penyulingan Crude Palm Oil (CPO) dan Crude Palm Kernel Oil (CPKO) menjadi
minyak goreng, lemak nabati khusus, oleochemicals, biodiesel dan pupuk.
Saat ini
unit-unit bisnis beroperasi di lebih 20 negara di empat benua, dengan fokus
utama pada Indonesia, Malaysia, Cina, India dan Eropa (plantation terbesar di
wilayah Indonesia & Malaysia). Didukung oleh staff berjumlah sekitar 70.000
orang, lebih dari 300 pabrik pengolahan dan jaringan distribusi yang luas,
produk-produk kami dikirim ke lebih dari 50 negara di seluruh dunia.
4.2
Saran
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
dalam pembuatan laporan ini, di haruskan para peserta plan visit benar – benar
mengikuti kegiatan yang dilakukan dengan rentang waktu yang lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
Journal,
Gambaran Umum Perusahaan PT. Multimas Nabati Asahan.
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf
www.scribd.com/doc/176199396/PT-Wilmar-Nabati-Indonesia
dalam pengolahan minyak goreng ada penggunaan heat exchanger, mau tahu lebih jelas tentang Heat Exchanger check juga di www.dianheatexchanger.blogspot.com
BalasHapus1xBet Korean football live bets ⇒ Bet with real money
BalasHapusFind out everything you need to know about 1xbet from experts in Korean football live betting. Check out the main details 1xbet giriş about this betting site.