Rabu, 07 Mei 2014

Plan visit : "Pengolahan Minyak Kelapa Sawit pada PT Multimas Nabati Asahan"

BAB  I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental dalam memenuhi kebutuhan industri yang maju, karena Pendidikan yang maju akan menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat tinggi yang akan berefek kepada kemajuan industri khususnya industri yang sedang sangat maju dan diperbincangkan yaitu industri kelapa sawit. Pendidikan didapatkan melalui berbagai cara diantaranya yaitu pendidikan formal . Pendidikan formal dapat ditempuh denggan dua cara yaitu teori yang dipelajari di dalam institusi dengan berbagai referensi dan berbagai praktikum dan kunjungan  langsung pada lapangan (pabrik) atau yang biasa disebut dengan plan visit.
Plan visit berguna sebagai media untuk pembelajaran bagaimana kelapa sawit diolah dalam industri besar seperti PT. Multimas Nabati Asahan dan nantinya sistem yang dimiliki oleh pabrik besar tersebut (dalam hal kebersihan, tata ruang, pengemasan dan lain-lainnya) diharapkan dapat diterapkan dalam industri kecil dan menengah sebagai penerapan program tenaga penyuluh lapangan yang telah didesain oleh kementerian perindustrian. Industri kecil dan menengah menjadi sebuah tolak ukur kemajuan perekonomian Indonesia maka dari itu diperlukan adanya pemahaman mengenai pentingnya berbagai aspek yang perlu diperhatikan oleh industri kecil dan menengah untuk mengembangkan usahanya tersebut melalui media pendidikan.
Tenaga penyuluh lapangan (TPL) sangatlah memegang peranan yang penting dalam membentuk dan memotivasi keadaan industri kecil dan menengah dengan sistem dan penataan industri yang lebih baik lagi dimasa yang kan datang demi kemajuan. Hal tersebut akan mempengaruhi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Sehingga, semua rakyat Indonesia dapat hidup dengan lebih layak dan sejahtera di masa depan. Indonesia pun lebih makmur dan Berjaya serta menjadi Negara yang dapat memimpin dunia dalam bidang industri.

1.2.Tujuan
1.         Plan visit bertujuan untuk mempelajari dan melihat situasi serta kondisi pada pabrik (industri besar) sehingga sistemnya dapat dicontoh oleh industri kecil dan menengah sehingga terjadi perkembangan yang baik pada industry kecil dan menengah.
2.         Plan visit sangat berguna bagi kemajuan ilmu yang telah diaplikasikan di lapangan oleh tenaga penyuluhan lapangan.
3.         Berbagai peralatan yang menggunakan teknologi tinggi akan dengan seksama diperhatikan pada saat melaksanakan plan visit
1.3.Manfaat  
Plan visit  memiliki berbagai manfaat yang sangat dibutuhkan diantaranya:
1.      Sebagai sarana pembelajaran langsung kepada mahasiswa dalam penerapan di pabrik tentang pemahaman teori yang dipelajari
2.      Pengetahuan akan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3.      Proses pengamatan mesin berteknologi modern
4.      Media yang mencerdaskan karena berhubungan langsung dengan orang-orang yang bekerja di pabrik kelapa sawit

5.      Sarana rekreasi ilmiah yang dilaksanakan oleh mahasiswa sehingga selain mendapatkan pengetahuan mahasiswa juga memperoleh kesempatan melihat pemandangan sekitar pabrik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.            Sejarah Perusahaan
PT. Multimas Nabati Asahan adalah salah satu perusahaan swasta berbadan hukum perseroan terbatas dan termasuk dalam Wilmar Group. PT. Multimas Nabati Asahan terdiri dari unit pengolahan minyak sawit kasar (Dept. Refinery), unit pengolahan inti sawit (Dept. Palm kernel Plant), dan unit pengolahan kelapa sawit (Dept. PKS) yang dikelola secara terpisah.
PT. Multimas Nabati Asahan terletak di Kuala Tanjung Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Asahan. Sebelah barat berbatasan dengan PT. Inalum, sebelah timur berbatasan dengan PT. Bakrie Plantation, sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Alay. PT.  Multimas  Nabati  Asahan  awalnya  hanya  mendirikan  satu  Plant Refinery  dengan  kapasitas  1500  ton  perhari  dan  mulai  berproduksi  pada  9 September 1996. Untuk mengantisipasi permintaan pasar yang terus meningkat maka pada tahun 1999, PT. Multimas Nabati Asahan mendirikan plant kedua dengan kapasitas 1000 ton perhari. Plant Refinery ini terdiri dari beberapa stasiun, yaitu, refined deodorized palm oil, refined bleached deodorized stearin, refined bleached deodorized olein, dan palm fatty acid destilat.
Bahan baku yang berupa Crude Palm Oil (CPO) yang dipasok dari berbagai supplier untuk bahan baku produksi ternyata belum dapat memenuhi kapasitas produksi perusahaan. Maka untuk memenuhi kapasitas produksi, PT. Multimas Nabati Asahan mendirikan pabrik kelapa sawit (PKS) yang berlokasi di areal perusahaan itu sendiri.
Pabrik  Kelapa Sawit (PKS) PT. Multimas Nabati Asahan didirikan tahun 2004. Pembangunan pabrik dimulai tahun 2004 dengan kapasitas 60 mt. ffb/hr dan selesai pembangunan tahun 2005.   Oktober 2005 pabrik mulai beroperasi sebagai langkah awal, dilakukan trial run, pemanasan perlahan-lahan, individual tes, dan pembersihan.
2.2.            Ruang Lingkup Bidang Usaha
PKS PT. Multimas Nabati Asahan bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit kasar (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Palm Kernel).  Kelapa  sawit  yang  diolah  termasuk  dalam  varietas  dura  dan  tenera berasal dari perkebunan rakyat. Hasil sampingan proses pengolahan kelapa sawit seperti serat, cangkang dan serat tandan kosong digunakan untuk bahan bakar boiler. PKS PT. Multimas Nabati Asahan memiliki kapasitas olah 1200 mt. ffb/days. Konsep pengolahan kelapa sawit yang diterapkan masih tetap pada tahapan proses seperti perebusan, pembantingan, pengepresan, pemurnian minyak dan pemisahaan inti sawit.
Pemasaran hasil produksi PKS PT. Multimas Nabati Asahan dikelola oleh Kantor Pusat (Main Office) yang berada di kawasan PT. Multimas Nabati Asahan.  Hasil produksi dikirimkan langsung ke unit pengolahan Crude Palm Oil (CPO) dan unit pengolahan inti sawit (palm kernel). Jadi CPO dan inti sawit yang dihasilkan, diolah kembali oleh perusahaan itu sendiri menjadi minyak goreng dan minyak inti pada unit pengolahan yang berbeda.
2.3.            Standar Mutu Produk dan Bahan Baku
Standar mutu produk yang dihasilkan PKS PT. Multimas Nabati Asahan, yaitu:
FFA CPO                                    :   < 3,00 %
Kadar air CPO                                 :   < 0,18 %
Kadar kotoran CPO                            :   < 0,015 %
FFA Kernel                                 :   < 1,00 %
Kadar air Kernel                                 :   < 7,00 %
Kadar kotoran Kernel                        :   < 7,00 %
Broken Kernel                                     :   14,00 %
Bahan baku yang digunakan di PKS PT. Multimas Nabati Asahan adalah kelapa sawit yang berasal dari  perkebunan rakyat. Kelapa sawit milik perkebunan rakyat termasuk dalam varietas dura dan tenera. Tenera merupakan hasil persilangan antara dura dengan pesifera. Berdasarkan ketebalan cangkang dan daging buah varietas dura dan tenera dapat dibedakan. Dura memiliki tebal cangkang 2-8 mm, tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar cangkang, daging buah realtif tipis 35-50 % terhadap buah, inti besar dan rendemen minyak 16-18  %.  Sedangkan  tenera  memiliki  tebal  cangkang  sangat  tipis  0,5-4  mm, daging buah sangat tebal 60-96 %, terdapat lingkaran serabut disekeliling cangkang, dan rendemen minyak 22-24 %.
Bahan penolong yang digunakan di PKS PT. Multimas Nabati Asahan adalah air dan Kalsium Karbonat (CaCO3) Penggunaan air yang tinggi menyebabkan pemilihan lokasi pembangunan pabrik selalu dicari yang potensi airnya cukup memadai. Air sangat diperlukan untuk proses pengolahan sebagai sumber uap dan air panas. Fungsi utama uap yang dihasilkan di boiler digunakan sebagai  pembangkit  listrik,  proses  perebusan,  dan  proses  pelumatan.    Fungsi utama air panas adalah memudahkan proses pemurnian minyak sawit. Sedangkan Kalsium Karbonat digunakan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang dengan memanfaatkan perbedaan berat jenis di claybath
 BAB III
PROSES PRODUKSI

3.1              Proses Pembuatan Minyak Goreng.
Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit kasar dan inti sawit di PKS PT. Multimas Nabati Asahan secara garis besar dibagi atas 6 tahapan produksi, yaitu: penerimaan buah, perebusan, pembantingan, pelumatan dan pengepresan, pengolahan biji dan pemurnian minyak sawit.

3.3.1    Proses pengolahan TBS kelapa sawit
Secara umum proses pengolahan TBS kelapa sawit adalah sebagai berikut :
1.        Stasiun Penerimaan TBS
Hasil pemanenan tandan buah sawit (TBS) dari perkebunan rakyat diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk. Lalu dilakukan penimbangan untuk mengetahui jumlah TBS yang diterima. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan jembatan timbang. Berat bersih TBS yang diterima didapat dengan menghitung selisih antara berat truk beserta isinya dengan berat truk dalam keadaan kosong. Kemudian TBS dibawa ke stasiun sortasi. TBS disortir untuk mengetahui kematangan buah. Hal ini dilakukan karena buah milik perkebunan rakyat memiliki varietas dan tingkat kematangan yang berbeda-beda. Tingkat kematangan TBS yang diterima di pabrik seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Selesai disortir, TBS kemudian dimasukkan ke dalam loading ramp dengan menggunakan loader untuk memudahkan pengisian ke dalam lori. Lantai loading ramp dibuat dari plate baja dengan kemiringan 270 dan mempunyai 52 pintu. Pintu dari setiap ruangan dibuka secara mekanis dengan menggunakan tenaga hidrolik. Adapun cara kerja pengisian lori adalah:
1.        Pintu loading ramp dibuka satu persatu supaya TBS dapat masuk ke dalam lori. Satu unit lori berkapasitas sekitar 10,5 mt TBS.
2.        Lori yang sudah penuh ditarik dan diposisikan dengan menggunakan capstan, sling belt, transfer carriage, canti lever dan loader ke dalam sterilizer.
 










2.      Sterilizer
Sterilisasi adalah proses perebusan dalam suatu bejana yang disebut dengan sterilizer. Adapun fungsi dari perebusan adalah sebagai berikut:
1.        Mematikan enzyme.
2.        Memudahkan lepasnya brondolan dari tandan.
3.        Mengurangi kadar air dalam buah.
4.        Melunakkan mesocarp sehingga memudahkan prose pelumatan dan pengepressan.
5.        Memudahkan lepasnya kernel dari cangkangnya.
Proses perebusan dilakukan selama 85 -95 menit. Untuk media pemanas dipakai steam dari BVP (Back Pressure Vessel) yang bertekanan 2,8-3 bar.
Perebusan dilakukan dengan sistem 3 peak ( tigapuncak tekanan).
1.      Sistem Satu Puncak (Single Peak)
sistem satu puncak (single peak) adalah sistem perebusan yang mempunyai satu puncak akibat tindakan pembuangan dan pemasukan uap yang tidak merubah bentuk pola perebusan selama proses perebusan satu siklus.
2.      Sistem dua puncak ( Double Peak )
sistem dua puncak (double peak) adalah jumlah puncak yang terbentuk selama proses perebusan berjumlah dua puncak akiat tindakan pembuangan uap dan pemasukan uap, kemudian dilanjutkan dengan pemasukan, penahanan, dan pembuangan uap selama perebusan satu siklus.
3.      Sistem Tiga Puncak (Triple Peak)
Pada perebusan sistem tiga puncak (triple peak), tekanan pada puncak pertama mencapai 1,5 kg/cm2, puncak kedua mencapai 2,0 kg/cm2, puncak ketiga mencapai 2,8-3,0 kg/cm2.
a.      Pembantingan (Thresser)
Pada stasiun ini tandan buah segar yang telah direbus siap untuk dipisahkan antara berondolan dan tandannya. Sebelum masuk kedalam thresser TBS yang telah direbus diatur pemasukannya dengan menggunakan auto feeder. Dengan  menggunakan putaran TBS dibanting sehingga berondolan lepas dari tandannya dan jatuh ke conveyor dan elevator untuk didistribusikan ke rethresser untuk pembantingan kedua kalinya. Thresser mempunyai kecepatan putaran 22 – 25 rpm. Pada bagian dalam thresser, dipasang batang-batang besi perantara sehingga membentuk kisi-kisi yang memungkinkan berondolan keluar dari thresser. Untuk tandan kosong sendiri didistribusikan dengan empty bunch conveyor untuk didistribusikan ke penampungan empty bunch.

b.      Stasiun Pressing dan pelumatan
Pelumatan (digesting) bertujuan untuk melumatkan buah hingga hancur dan terpisah dari biji (nut). Sedangkan pengepresan (pressing) bertujuan untuk menekan daging buah yang hancur hingga keluar minyak. Pelumatan dilakukan dengan menggunakan digester. Jenis digester yang digunakan vertical digester. Digester adalah bejana silinder yang di dalamnya terdapat pisau-pisau pengaduk (stirring arms) sebanyak enam tingkat yang terikat pada poros dan digerakkan oleh motor listrik. Cara kerja digester adalah buah yang masuk ke dalam digester akan dilumatkan oleh pisau-pisau (long arm dan short arm) yang berputar. Setelah dilumatkan kemudian didorong keluar oleh pisau pendorong (expeller arm) menuju proses pengepresan. Untuk memudahkan proses pelumatan digester dialirkan uap dan air panas agar temperatur buah tetap 90-950C.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam digesting adalah :
1.      Pengisian digester harus penuh atau ¾.
2.      Kebocoran minyak dihindari.
3.      Frekuensi pengadukan yang tidak terlalu tinggi sehingga minyak tidak banyak tergenang.
4.      Perawatan terhadap keran-keran dan pisau-pisau digester.
Proses pengepresan bertujuan untuk memisahkan minyak dari daging buah. Pengepresan dilakukan secara kontinu dengan menggunakan twin screw press. Proses pemisahan terjadi akibat putaran dari worm screw yang memiliki perbedaan ruang antar screw untuk mendesak daging buah hancur ke arah adjusting cone. Dan akibat tekanan dari sisi lain yang diberikan pada cone guide maka aliran itu akan tertahan di adjusting cone. Worm screw berada di dalam press cage yang memiliki 32000 lubang ( = 4 mm) di seluruh dinding agar minyak dapat keluar dan melalui oil outlet akan dialirkan ke oil gutter. Dan celah yang terbentuk antara adjusting cone dan press cage adalah 6 mm. Ukuran ini didapat pada saat mesin tidak sedang beroperasi.
Pengepresan berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah (pericap). Massa yang keluar dari degester diperas dalam screw press pada tekanan 50-60bar dengan menggunakan air pembilas. Suhu yang digunakan berkisar 90-95 derajat celcius. Dari pengempaan tersebut, akan diperoleh minyak kasar, amapas, dan biji.

c.       Pengolahan Biji
Pengolahan biji bertujuan untuk memperoleh inti sawit yang sesuai dengan standar mutu produk yang ditetapkan. Pengolahan biji terdiri dari beberapa proses sebagai berikut:
1.      Penguraian cake
Penguraian cake bertujuan untuk memudahkan pemisahan biji dari serat. Penguraian cake dilakukan dengan menggunakan cake breaker conveyor. Cara kerja cake breaker conveyor adalah mengurai cake dengan cara berputar sambil mendorong cake untuk dipisahkan antara biji dan serabut di depericarper. Cake breaker conveyor terdiri dari talang yang berisi pedal-pedal yang melekat pada poros. Di dalam talang dilakukan pemanasan dengan injeksi uap sehingga cake akan menjadi kering dan mudah terurai.
2.      Pemisahan biji dari serat dan kotoran
Pemisahan biji dari serat dilakukan dengan menggunakan depericarper. depericarper berfungsi untuk memisahkan biji dari serat. Depericarper terdiri kolom pemisah (separating coloumn) dan nut polishing drum. Cake yang telah terurai masuk kedalam separating coloumn. Pemisahan yang terjadi di separating coloumn dikarenakan oleh daya hisapan blower. Biji yang berat jenisnya lebih besar jatuh ke dalam nut polishing drum, sedangkan serat kering terhisap ke dalam fibre cyclone kemudian jatuh ke fuel conveyor melalui air lock.
Pemisahan biji dari gumpalan serat dan kotoran dilakukan menggunakan nut polishing drum. Biji akan terpisah karena putaran polishing drum dengan kecepatan 32 rpm yang memliki striper dan lubang diseluruh dinding. Sehingga selama biji melewati polishing drum, gumpalan serat dan kotoran akan terpisah dan biji akan jatuh ke nut botom cross conveyor.
`     Pemisahan biji kosong dari gumpalan serat dan kotoran seperti batu atau kayu dilakukan dengan menggunakan destoner system. Destoner system terdiri dari kolom pemisah (separating coloumn) dan shell cyclone. Pemisahan yang terjadi di separating coloumn dikarenakan perbedaan berat jenis dan daya hisapan blower. Batu akan jatuh ke tempat penampungan, gumpalan serat akan jatuh ke cake breaker conveyor dan biji kosong akan masuk ke shell hopper melalui air lock.
3.      Pengeraman biji
Biji dari nut botom cross conveyor diangkut ke top wet nut conveyor dengan menggunakan nut elevator. Proses penyebaran biji-biji yang masuk ke nut silo dilakukan menggunakan top wet nut conveyor. Lalu dilakukan proese pengeraman biji di nut silo. Pengeraman bertujuan untuk mengurangi kadar air agar inti sawit mudah terlepas dari cangkangnya. Prinsip kerja nut silo adalah menggunakan udara panas dialirkan melalui elemen panas untuk mengurangi kadar air. Pengeraman dilakukan hingga kadar air dalam biji ± 9%. nut silo dilengkapi dengan fibrating feeders, kegunaannya adalah untuk mengatur biji yang akan masuk ke pemecah biji (ripple mill).
4.      Pemecahan biji
Pemecahan biji dilakukan dengan menggunakan ripple mill. Pemecahan biji bertujuan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang. Ripple mill terdiri dari rotaring rotor dan stationary plate (ripple pad). Rotating rotor berfungsi sebagai alat pemecah, sedangkan stationary plate berfungsi sebagai landasan biji. Rotating rotor terdiri dari 30 batang rotor (riplle bar) yang terbuat dari high carbon steel. Dimana, 15 batang dipasang di bagian dalam dan 15 batang lagi di bagian luar. Stationary plate (ripple pad) merupakan plate bergerigi tajam dan terbuat dari high carbon steel.
5.      Pemisahan inti sawit dari biji pecah, cangkang pecah dan kotoran.
Pemisahan inti sawit dari cangkang dilakukan dengan menggunakan Light Tenera Dust Separating (LTDS). Inti sawit dan cangkang dari ripple mill diangkut dengan cracked mixture elevator ke LTDS. Di LTDS inti sawit, cangkang ringan dan kotoran seperti debu dipisahkan berdasarkan berat jenis dengan menggunakan daya hembusan LTDS fan. Di mana pecahan cangkang ringan dan kotoran ringan akan terdorong masuk ke dalam shell hopper dan inti sawit akan jatuh ke vibrating grade melalui air lock.
Di vibrating grade dilakukan pemisahan inti sawit dari biji pecah berdasarkan besar partikel dengan menggunakan getaran. Dimana biji pecah akan tertahan dan jatuh ke nut botom cross conveyor. Sedangkan inti sawit dan cangkang pecah lolos dan jatuh ke claybath melalui talang.
6.      Pemisahan inti sawit dari cangkang pecah
Pemisahan inti sawit dari pecahan cangkang dilakukan dengan menggunakan claybath. Prinsip kerja Claybath adalah menggunakan kalsium karbonat (CaCO3) dan pelarut air untuk memisahkan inti sawit dari pecahan cangkang berdasarkan perbedaan berat jenis. Campuran kalsium karbonat memiliki berat jenis 1,13-1,15. Karena berat jenis inti sawit lebih kecil dibandingkan campuran kalsium karbonat dan berat jenis cangkang pecah lebih besar dari campuran kalsium karbonat, maka inti sawit akan terapung dan masuk ke vibrating screen kernel. Sedangkan cangkang pecah akan tenggelam dan masuk ke vibrating screen shell.
Inti sawit akan dibawa ke kernel silo melalui wet kernel conveyor lalu wet kernel elevator dan top wet kernel conveyor. menuju kernel silo. Sedangkan cangkang pecah akan dibawa ke shell hopper menggunakan wet shell conveyor.
7.       Pengeringan Kernel
Pengeringan inti sawit dilakukan di kernel silo. Prinsip kerja kernel silo adalah menghembuskan udara panas ke dalam silo dengan menggunakan fan. Temperatur udara yang dihembuskan ke bagian atas, tengah dan bawah silo berbeda-beda. Untuk masing-masing bagian secara berurutan yaitu: 60-700C, 50-600C, dan 40-500C. Pengeringan selama ±7 jam dengan pemberian panas yang kontinu diharapkan akan mengurangi kadar air hingga 6-7%. Kemudian inti sawit dihembuskan ke kernel bunker dengan menggunakan pneumatic transport untuk disimpan sebelum dilakukan pengiriman ke PK Plant.

d.      Pemurnian minyak
Pemurnian mionyak bertujuan untuk memperoleh minyak sawit kasar yang sesuai dengan standar produk yang ditetepakan . Pemurnian minyak terdiri dari beberapa proses sebagai berikut:
1.      Pemisahan minyak dari sludge dan pasir.
Pemisahan minyak dari sludge dan pasir dilakukan dengan menggunakan modifikasi sandtrap tank. Prinsip kerja sandtrap tank adalah tangki berbentuk silinder yang pada bagian dasarnya berbentuk kerucut. Fungsinya untuk mengendapkan pasir dan sludge yang terkandung di dalam minyak kasar. Sandtrap tank yang telah dimodifikasi ini terdiri dari tiga ruang yaitu:
-          Ruang pertama : untuk penampungan minyak kasar dari oil gutter.
-          Ruang kedua : merupakan ruang pemisahan. Minyak yang mempunyai berat jenis lebih kecil dari sludge dan pasir akan berada dibagian paling atas akan dialirkan ke vibrating screen, sedangkan sludge dan pasir yang mempunyai berat jenis lebih besar dari pada minyak akan masuk ke ruang ketiga melalui lubang bawah pemisah.
-          Ruang ketiga : ruang penampungan sludge sebelum dialirkan ke reclaimed tank 2 lalu dialirkan ke oil tank untuk diendapkan dipanaskan kembali. Sludge memiliki berat jenis lebih kecil dari pasir berada dibagian atas. Sedangkan pasir berada pada dasar tangki yang akan keluar melalui lubang kecil didasar tangki dan dialirkan ke sludge pit melalui parit.
2.      Penyaringan minyak.
Penyaringan minyak dilakukan dengan menggunakan vibrating screen. Fungsinya adalah untuk menyaring kotoran-kotoran berupa serat-serat atau kotoran lainnya dari minyak. Vibrating screen terdiri dari dua buah saringan kawat dengan ukuran saringan atas 20 mesh dan saringan bawah 40 mesh. Benda-benda padat berupa cake yang disaring pada saringan ini dikembalikan ke fruit elevator untuk diproses kembali. Sedangkan minyak dari vibrating screen ditampung dalam tangki minyak kasar (crude oil tank).
3.      Pemanasan minyak.
Pemanasan minyak bertujuan untuk memudahkan proses pemisahan di sand cyclone dan mengendapkan kotoran. Pemanasan minyak dilakukan dengan menggunakan tangki minyak kasar (crude oil tank). Cara kerja Crude Oil Tank adalah melakukan penambahan panas dengan injeksi uap. Temperatur yang diharapkan 90-950C.
4.      Pemisahan minyak dari partikel padat.
Minyak dari partikel padat dilakukan dengan menggunakan sand cyclone dan decanter. Cara kerja sand cyclone adalah menggunakan prinsip gaya sentrifugal dan tekanan rendah karena adanya perputaran untuk memisahkan materi berdasarkan perbedaan massa jenis, ukuran, dan bentuk. Aliran fluida akan diinjeksikan melalui pipa input. Karena bentuk kerucut cyclone akan menginduksikan aliran fluida untuk berputar menciptakan vortex. Partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih besar akan didorong ke arah luar vortex. Gaya gravitasi menyebabkan partikel padat jatuh ke sisi kerucut menuju tempat pengeluaran menuju sludge pit.
Partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih kecil keluar melalui bagian atas cyclone melalui pusat yang bertekanan rendah menuju sludge distribution 1. Input bagi decanter adalah minyak yang ada di sludge distribustion 1 dengan tujuan untuk memisahkan minyak dari slurry. Cara kerja decanter adalah memisahkan slurry menjadi tiga fasa seperti dua diantaranya cairan tak dapat tercampur dan berbeda massa jenisnya serta fasa padat. Dua cairan yang tak dapat dicampur akan dialirkan ke sludge drain tank lalu ke reclaimed tank 1 untuk diendapkan kembali. Sedangkan fasa padat dialirkan ke sludge pit.
5.      Pemurnian minyak.
Input dari pemurnian minyak ini adalah minyak yang dialirkan ke oil tank yang merupakan hasil pengendapan di reclaimed tank 1 dan 2. Pemurnian minyak dilakukan dengan menggunakan oil purifier dengan tujuan untuk mengurangi kadar air hingga 0,3 – 0,4 % , kadar kotoran hingga 0,01 – 0,15 % dan temperatur 90-950C.
6.      Pengeringan minyak.
Pengeringan minyak dilakukan dengan menggunakan vacum dryer. Vacum dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air hingga 0,1 – 0,15 % dan kadar kotoran hingga 0,013 - 0,015 %. Prinsip kerja vacum dryer adalah minyak dari oil purifier di pompa ke dalam tangki umpan (float tank), dalam tangki umpan ini terdapat sebuah pelampung baja berbentuk kumparan tirus (taper spindle) yang berfungsi sebagai katup/kran otomatis menjaga kestabilan hampa didalam tabung pengering secara terus menerus.
Bagian dalam atas tabung hampa udara terdapat enam buah spray nozzle yang menyemprotkan minyak pada permukaan pelat deflektor yang berbentuk pilem tipis. Minyak yang keluar dari spray nozzle berbentuk pancaran halus (spray) dan kabut, kemudian jatuh secara gravitasi dan membentur pelat deflektor sehingga terjadi pengkabutan yang kedua kali. Selagi minyak berbentuk kabut kandungan air akan mudah menguap dan dihisap keluar oleh pompa hampa udara. Minyak yang telah dikeringkan selanjutnya jatuh ke dasar tabung pengering dan langsung dihisap dengan pompa ke bulk storage tank (BST).
Vacum dryer juga dilengkapi dengan sebuah level kontrol yang dihubungkan ke dalam tabung hampa udara. Berfungsi untuk mengontrol ketinggian level minyak. Minyak yang di umpan ke dalam tabung hampa udara jika kurang dari minyak yang dihisap keluar, level kontrol ini otomatis membuka katupnya sehingga minyak re-sirkulasi kembali ke tabung melalui pipa by-pass.
7.      Penampungan minyak sawit kasar (CPO)
Penampungan minyak sawit kasar (CPO) sebelum pengiriman ke Dept. Refinery dilakukan di storage tank (ST). CPO harus selalu dipanaskan dengan cara dipasang pipa pemanas dengan uap dan temperatur di dalamnya diatur 50–550C agar minyak tidak membeku dan untuk menghindarkan kenaikan kadar FFA.
8.      Penampungan sludge
Penampungan sludge hasil pemisahan dan endapan di stasiun klarifikasi ditampung di sludge pit. Sludge ini akan dialirkan ke fat pit untuk diendapkan. Air kondesat dari condensat pit juga dialirkan ke fat pit untuk diendapkan. Sludge hasil endapan dialirkan ke collect tank dan endapan dialirkan ke colling pond.
9.      Pengambilan minyak kembali
Penampungan ini bertujuan untuk mengambil minyak kembali karena kadar minyak yang masih terkandung 0,1-0,3 % didalam sludge. Minyak yang berada dibagian atas akan dipompakan ke sludge distribution 2 lalu dipompakan kembali ke sludge separator untuk memperoleh minyak dan memperkecil oil losses. Minyak akan dipompakan ke reclaimed tank 1 sedangkan buangan dari hasil pemisahan akan dialirkan ke colling pond.

3.2              BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1              Kesimpulan
PT. Multimas Nabati Asahan adalah salah satu perusahaan swasta berbadan hukum perseroan terbatas dan termasuk dalam Wilmar Group. PT. Multimas Nabati Asahan terdiri dari unit pengolahan minyak sawit kasar (Dept. Refinery), unit pengolahan inti sawit (Dept. Palm kernel Plant), dan unit PT Multimas Nabati Asahan merupakan perusahaan adalah terbesar di antara perusahaan perusahaan agribisnis di Kawasan Asia yang terdaftar di pasar , dengan kapitalisasi pasar di Bursa Efek Singapura . Kegiatan bisnis utama adalah budidaya kelapa sawit, pengolahan & penyulingan Crude Palm Oil (CPO) dan Crude Palm Kernel Oil (CPKO) menjadi minyak goreng, lemak nabati khusus, oleochemicals, biodiesel dan pupuk.
Saat ini unit-unit bisnis beroperasi di lebih 20 negara di empat benua, dengan fokus utama pada Indonesia, Malaysia, Cina, India dan Eropa (plantation terbesar di wilayah Indonesia & Malaysia). Didukung oleh staff berjumlah sekitar 70.000 orang, lebih dari 300 pabrik pengolahan dan jaringan distribusi yang luas, produk-produk kami dikirim ke lebih dari 50 negara di seluruh dunia.

4.2              Saran
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam pembuatan laporan ini, di haruskan para peserta plan visit benar – benar mengikuti kegiatan yang dilakukan dengan rentang waktu yang lebih lama.




DAFTAR PUSTAKA

Journal, Gambaran Umum Perusahaan PT. Multimas Nabati Asahan.
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf
www.scribd.com/doc/176199396/PT-Wilmar-Nabati-Indonesia

2 komentar:

  1. dalam pengolahan minyak goreng ada penggunaan heat exchanger, mau tahu lebih jelas tentang Heat Exchanger check juga di www.dianheatexchanger.blogspot.com

    BalasHapus
  2. 1xBet Korean football live bets ⇒ Bet with real money
    Find out everything you need to know about 1xbet from experts in Korean football live betting. Check out the main details 1xbet giriş about this betting site.

    BalasHapus